NGOPPI 3 “Perempuan dalam Bingkai Demokrasi”

Perempuan adalah sosok yang sangat istimewa. Sebutan istimewa tersebut kerena perempuan sendiri memiliki peran dan tugas ganda yang tidak bisa dianggap remeh dan tidak dimiliki kaum adam. Faktanya beban dan peran ganda tersebut tidak menjadikan perempuan tidak lagi dipandang sebelah mata. Perempuan masih harus berjuang lebih keras agar mereka benar-benar mandiri, percaya diri dan perempuan semakin kuat sehingga mampu menentukan sikap bahkan kebijakan, salah satunya di bidang politik.

Bambang Setya Budi, S,Pd.I dalam sambutannya di acara Ngoppi (Ngobrolin Pemilu atau Pemilihan) Pemilih Berdaulat Negara Kuat Edisi ke-3  dengan tema Perempuan dalam Bingkai Demokrasi menyampaikan bahwa acara ini adalah merupakan ikhtiar atau upaya meningkatkan partisipasi perempuan dalam menyongsong Pemilu/Pemilihan di 2024 mendatang. (Selasa, 21/9/2021)

Hadir sebagai narasumber dalam giat tersebut Diana Ariyanti, S.P (Divisi Sosdiklih dan Kampanye KPU Provinsi Jawa Tengah), Anik Sholihatun, S.Ag, M.Pd (Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah) dan Ika Yuli Herniana (Pengurus LRC KJHAM Semarang) dengan moderator Divisi Sosdiklih, Parmas, Kampanye dan SDM KPU Kabupaten Demak Siti Ulfaati, M.S.I.

Diana Arianti sebagai narasumber pertama mengupas terkait Tantangan Partisipasi Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan 2024. Menurutnya perempuan hadir bukan karena menitipkan pesan tetapi membawa pesannya sendiri dan kaumnya, artinya perempuan harus hadir dalam representasi politik.

Anik Sholihatun sebagai narasumber kedua memaparkan seputar Demokrasi dalam perspektif perempuan. Ada banyak hal yang menjadi kendala perempuan untuk bisa turut andil mengambil bagian dalam demokrasi, salah satunya adalah izin suami. Oleh karena itu diharapkan akan lebih banyak forum-forum yang menghadirkan laki-laki dan perempuan sehingga terjadi kesamaan persepsi dan saling mendukung dalam mengawal perjuangan kaum perempuan.

Sedangkan Ika Yuli Herniana membicarakan Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Politik. Menurutnya, kekerasan terhadap perempuan ini bisa dialami siapa saja bahkan pejabat sekalipun. Dari data yang KJHAM miliki ada Anggota Legislatif Perempuan yang mengalami kekerasan seksual dan parahnya lagi sebagai pejabat mereka tidak ada keberanian untuk melaporkan hal tersebut dengan berbagai macam pertimbangan. Salah satunya adalah alasan sosial. Akan ada banyak cercaan dari masyarakat dan itu membuat mereka tidak sanggup untuk menanggungnya.

Siti ulfaati dalam kesimpulannya menyampaikan bahwa dalam perjuangannya perempuan butuh support atau dukungan dari kaum adam baik itu orang tua ataupun suami (keluarga terdekat). Perempuan juga harus berani mengambil kesempatan yang ada dan memanfaatkan jejaring guna menopang ketrampilan atau kemampuannya sehingga mereka bisa menunjukkan kualitas dan kapabilitas di semua sektor.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 322 Kali.